KUAT LEKAT DAN SUSUT MORTAR BERSERAT BAMBU DENGAN VARIASI PENAMBAHAN POLYMER SEBAGAI MATERIAL PERBAIKAN STRUKTUR BETON
DOI:
https://doi.org/10.25157/jmt.v12i1.5252Abstract
Mortar sebagai repair material relatif mudah dibuat dan diaplikasikan di lapangan. Pembuatan dan penggunaan mortar relatif lebih mudah dibandingkan dengan beton sendiri. Namun, mortar belum memenuhi sebagai repair material. Untuk itu, mortar perlu ditambahkan dengan material lainnya guna menambah kuat lekat antara repair material beton. Salah satu material yang dapat digunakan adalah polymer. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian dirancang dengan 5 perlakuan untuk uji kuat lekat dan susut (shrinkage), perlakuan yang diujicobakan yaitu penambahan polymer 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% dari berat semen dan variasi campuran serat bambu 1%, 2% dan 3%. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan polymer pada mortar berserat bambu mempengaruhi nilai kuat lekat dan susut (shrinkage) mortar. Kuat lekat mortar berserat bambu tertinggi pada variasi penambahan polymer 5% yaitu sebesar 4,33 Mpa, 4,72 Mpa dan 4,07 Mpa pada mortar berserat bambu 1%, 2% dan 3%. Sedangkan kuat lekat mortar berserat bambu terendah pada variasi penambahan polymer 10% yaitu sebesar 2,10 Mpa, 2,36 Mpa dan 1,84 Mpa pada mortar berserat bambu 1%, 2% dan 3%. Mortar berserat bambu yang mengalami susut paling besar pada variasi penambahan polymer sebesar 10% yaitu sebesar 703,333 microstrain, 695,000 microstrain dan 708,333 microstrain pada mortar berserat bambu 1%, 2% dan 3%. Sedangkan mortar berserat bambu yang mengalami susut paling kecil pada variasi penambahan polymer 5% yaitu sebesar 573,333 microstrain, 563,333 microstrain dan 611,667 microstrain pada mortar berserat bambu 1%, 2% dan 3%. Variasi penambahan polymer yang optimum sebesar 4,48% menghasilkan kuat lekat maksimum sebesar 4,402 MPa dan susut yang minimum sebesar 563,333 microstrain .