COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN PULAU TERLUAR STRATEGIS NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PERTAHANAN MARITIM
DOI:
https://doi.org/10.25157/moderat.v11i2.5033Abstrak
Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki lebih dari 17.000 pulau, termasuk pulau-pulau terluar yang berperan strategis dalam pertahanan maritim nasional. Namun, pengelolaan pulau ini menghadapi tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, sumber daya manusia, ancaman keamanan, serta koordinasi antar lembaga yang belum optimal. Penelitian ini menganalisis penerapan Collaborative Governance dalam pengelolaan pulau strategis guna mendukung pertahanan maritim nasional dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, observasi lapangan, dan analisis dokumen kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah daerah berperan dalam pembangunan infrastruktur, sedangkan Korps Marinir/TNI AL menjaga keamanan serta memberikan edukasi kepada masyarakat. Namun, kolaborasi masih terkendala perbedaan prioritas, komunikasi yang kurang efektif, serta keterbatasan sumber daya manusia dan finansial. Implementasi Collaborative Governance yang efektif memerlukan koordinasi strategis melalui tim gabungan, peningkatan pertemuan koordinasi, serta pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya laut. Penguatan kapasitas keamanan melalui penyediaan peralatan modern dan harmonisasi kebijakan antara pemerintah pusat, daerah, serta militer menjadi faktor krusial. Studi ini menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah daerah dan Korps Marinir/TNI AL dalam Collaborative Governance dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan pulau strategis, mendukung pertahanan maritim, serta berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan kebijakan poros maritim dunia Indonesia.
Referensi
Ahn, M., & Baldwin, E. (2024). Who benefits from collaborative governance? An empirical study from the energy sector. Public Management Review. https://doi.org/10.1080/14719037.2022.2044505
Bartz, C. R. F., Baggio, D. K., Ávila, L. V, & Turcato, J. C. (2021). Collaborative governance: an international bilbiometric study of the last decade. Public Organization Review. https://doi.org/10.1007/s11115-020-00503-3
Brisbois, M. C., Morris, M., & de Loë, R. (2019). Augmenting the IAD framework to reveal power in collaborative governance–An illustrative application to resource industry dominated processes. World Development. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0305750X1830055X
Kern, M. A., & Smutko, L. S. (2021). Collaborative governance: The role of university centers, institutes, and programs. Conflict Resolution Quarterly. https://doi.org/10.1002/crq.21314
Lee, S., & Esteve, M. (2023). What drives the perceived legitimacy of collaborative governance? An experimental study. Public Management Review. https://doi.org/10.1080/14719037.2022.2026692
Liu, Y. (2024). Public trust and collaborative governance: an instrumental variable approach. Public Management Review. https://doi.org/10.1080/14719037.2022.2095003
Sønderskov, M. (2019). Do local politicians really want collaborative governance? International Journal of Public Sector Management. https://doi.org/10.1108/IJPSM-10-2017-0271
Sørensen, E., & Torfing, J. (2021). Accountable government through collaborative governance? Administrative Sciences. https://www.mdpi.com/2076-3387/11/4/127
Ulibarri, N. (2019). Collaborative governance. Ecology and Society. https://www.jstor.org/stable/26796941
Unceta, A., Barandiaran, X., & Restrepo, N. (2019). The role of public innovation labs in collaborative governance—the case of the Gipuzkoa lab in the Basque Country, Spain. Sustainability. https://www.mdpi.com/2071-1050/11/21/6103
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Moderat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Moderat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan © 2023 by Program Studi Ilmu Pemerintahan is licensed under CC BY-SA 4.0